Melampaui zona nyaman menjadi salah satu kunci untuk terus
sukses sebagai agen asuransi. Lebih penting lagi proses yang baik akan
memberikan hasil yang maksimal dari jutaan rupiah sampai miliaran rupiah.
Tak pernah dibayangkan Eni, bahwa ia bisa kerap jalan-jalan
keluar negeri dan mengantongi
penghasilan diatas rata-rata kebanyakan orang .
Maklum diakhir era 90 an lapangan kerja tak seterbuka
sekarang ,anak muda umumnya, cari kerja seadanya saat kelar sekolah menengah,
ini juga pernah dialami Eni yang sempat menjadi sekretaris disalah satu
perusahaan kontruksi.
Eni mengenal asuransi setelah mendapatkan tawaran dari
tetangganya, berbekal niat ingin memperbaiki kondisi ekonomi keluarga, ia
menetapkan menjadi seorang agen perusahaan asuransi Indolife Pensiontama dibagian telemarketing,
saban hari Eni menghubungi 10 orang sebagai karyawan junior Eni juga harus
mendapatkan kontak 15 per hari.
Awalnya Eni cukup percaya diri, sebab Indolife Pensiontama
masih terafliasi dengan Bank BCA yang memiliki basis nasabah gemuk. Tapi
ternyata perusahaan tidak memfasilitasi kontak. Agen harus berjuang mencari
kontak dari kenalan dan teman dekat. “Setahun pertama itu berat sekali, saya
pernah berfikir jangan-jangan memang tidak cocok dengan pekerjaan ini” kenang
Eni.
Meski lebih sering dapat penolakan, Eni tak patah arang,
ia pun intropeksi diri mungkin cara pendekatannya salah, ia mulai mencari
kursus untuk meningkatkan komunikasi.
Selain komunikasi Eni mulai mempelajari karakter orang.
Ternyata kalau sudah tau cara masuk untuk menawarkan produk gampang saja, tapi
memang harus tahu karakter lawan bicara,
supaya tahu kapan waktu yang tepat menawarkan produk, kata ibu dua anak ini.
Premi Miliaran
Setelah menjadi seorang agen asuransi Eni banyak mengubah
cara pandang dan sikapnya. Ia lebih menjadi positif untuk menghadapi berbagai
tantangan,terbuka aktif dalam komunitas atau klub karena ditempat itulah
peluang baru berdatangan.
Eni tidak terpaku ke satu profesi untuk memperluas
jaringan, ada ibu rumah tangga, karyawan, pengusaha sampai eksekutif
diperusahaan ternama.”saya ingat pertama kali mendapatkan nasabah besar ,
sampai tidak percaya dapat insentifnya sebesar itu”, ujar Eni tanpa merimci
jumlah nilainya.
Asal tahu saja besaran insentif bagi para agen bisa
mencapai 8 kali sampai 10 kali gaji pokok,tergantung performanya.biasanya porsi
suatu perusahaan asuransi berbeda-beda , ada yang persen atau permil total
premi yang dikumpulkan.
Sebagai gambaran , rata-rata target agen junior di
Indolife mulai dari 200 juta sampai 300 juta per bulan. Sementara agen senior
yang sudah berkerja lebuh 2 tahun targetnya sampai miliaran rupiah per bulan.
Setelah mendapat nasabah besar Eni makin percaya diri
target premi Eni juga terus menanjak, sampai saat ini setelah bekerja hampir 20
tahun, ia percaya menjadi kepala cabang. Target premi pribadi sudah mencapai 15
miliar per bulan. Eni juga masih memegang 1.360 polis aktif dengan nilai premi
sekitar 370 miliaran.
Sepanjang kariernya menjadi agen asuransi , Eni tidak
menanggap duka saat menjalankan profesi , lebih pas dibilang resiko pekerjaan,
ujar Eni.
Misalnya resiko saat lari tunggang-langgang dikejar dan
digonggongi anjing penjaga rumah nasabahnya, tapi ia percaya hasil tak pernah
mengkhianati proses. Semua jerih payah yang ia kerjakan berbanding lurus dengan
penghasilan yang ia dapat.
Prinsip itulah yang ia pegang sehingga sukses membidani
tujuh cabang baru Indolife. Ia juga menekankan kepada anggota timnya agar bisa
terus tumbuh dan melampaui keterbatasan mereka, atau melapaui zona nyamannya masing-masing.
Dengan cara inilah ia acap kali mendapatkan penghargaan
dari Indolife atas performa kinerja yang ia capai.